Recent Posts

settia

Dahlan Iskan Menghadiri dan Memberikan Sambutan di Wisuda Sarjana di IAI Al AZIS Al-Zaytun


[Indramayu] - Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengunjungi Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramyau, pada Jumat 19 Mei 2023. Kedatangan Mantan CEO Grup Jawa Pos itu disambut hangat Syaykh Panji Gumilang bersama sejumlah pengurus Al Zaytun.

Sejumlah agenda dilakukan Dahlan Iskan selama dua hari berada di Al Zaytun. Pada Jumat 19 Mei 2023, Dahlan Iskan diajak Syaikh Panji Gumilang berkeliling kampus dan melihat galangan kapal milik Al Zaytun yang terletak di Jalan Kertawinangun Blok Cibiuk Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu. Dahlan Iskan hadir bersama didampingi CEO Radar Cirebon Group H Yanto S Utomo dan Dirut Pasundan Ekspres Fauzi.

Kemudian, pada Sabtu 20 Mei 2023, Ia didaulat mengisi sambutan di depan para wisudawan Institut Agama Islam (IAI) Al-Azis, Zaytun Indonesia.

Mantan direktur utama PLN ini mengaku terkejut saat diminta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya 3 Stanza. Baginya, ini merupakan hal yang baru pertama kali dilakukan.

“Saya sudah berumur 72 tahun dan untuk pertama kalinya seumur hidup selama 72 tahun menyanyikan Indonesia Raya dalam 3 Stanza,” katanya dikutip dari kanal Youtube IAI AL AZIS Official, Sabtu 20 Mei 2023.

Dahlan Iskan bercerita, dua kali dirinya menyanyikan Indonesia Raya 3 stanza yakni pada pagi hari bersama santri dan guru kemudian kedua saat acara wisuda.

“yang kedua ini saya menyanyikannya lebih lancar karena ada teks,” katanya sambil tersenyum.

Diketahui, Indonsia Raya 3 stanza adalah karya ciptaan Wage Rudolf Supratman. Pertama kali dibawakan melalui gesekan biolanya dalam Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 atau dikenal sebagai cikal bakal Hari Sumpah Pemuda.

Al Zaytun mulai mengenalkan lagu “Indonesia Raya” tiga stanza kepada civitas kampus seiring kebijakan Pemerintah pada 2017 unutk menyanyikan tiga stanza lagu kebangsaan tersebut dalam helatan upacara tertentu. 

Mengutip sambutan Dahlan Iskan lainya terkait ramenya pemberitaan Al-Zaytun, bahwa saking ilmiahnya Alzaytun sampe oleh orang yang biasa tahayul menyebutnya sebagai Tahayul Baru, dimana kebenaran menurut mereka adalah Kebenaran Baru yang berbeda dengan Kebenaran, dimana dasar kebenaranya bukan dari fakta yang tidak mencerminkan kebenaran, yang kemudian disampaikan melalui MEDIA SOSIAL, dimana beritanya didasari oleh PERSEPSI yang dibentuk oleh FRAMING sehingga fakta tidak dianggap penting lagi, yang penting PERSEPSI/ FRAMING yang kemudian dikerahkan oleh BUZZER untuk mengkampanyekanya, mereka mencari sasaran korban, salah satunya ke AlZaytun. (Maman/tim)

Sumber :

https://m19news.com/