Recent Posts

settia

Sejarah Blok Rokan yang Kembali Dikelola Indonesia, Selamat Bekerja Pertamina


Wilayah kerja Rokan adalah salah satu wilayah kerja minyak bumi tertua dan terbesar di Indonesia yang berada di Propinsi Riau. Kegiatan pencarian minyak bumi melalui kegiatan survei geologi di wilayah kerja ini sudah dilakukan sejak tahun 1864 atau sejak 157 tahun yang lalu. Kegiatan pencarian tersebut baru memberikan hasil setelah Caltex pada tahun 1941 menemukan lapangan Duri dan diikuti dengan ditemukannya lapangan Minas pada tahun 1944.

Penemuan lapangan Duri dan Minas tersebut, selanjutnya dilakukan pengembangan dan pembangunan fasilitas sehingga untuk pertama kalinya lapangan Minas baru dapat diproduksi pertama kalinya (first productions) pada tahun 1951 dan lapangan Duri diproduksi pertama kalinya pada tahun 1958. Setelah semua kegiatan ini berjalan, maka wilayah kerja Rokan ini mulai diatur kontrak kerjanya melalui bentuk kontrak karya WK Rokan pada tahun 1963. (Sumber : dari berbagai sumber).

Sejarah panjang wilayah kerja Rokan tersebut memperlihatkan bahwa usaha untuk bisa menemukan dan mengangkat hidrokarbon dari perut bumi ke permukaan merupakan sebuah proses yang panjang dan memerlukan biaya yang sangat tinggi, sehingga penghargaan kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberhasilan dari penemuan tersebut seperti dari Pemerintah, Investor maupun pihak-pihak pendukung perlu mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi.

Wilayah kerja Rokan yang ditemukan oleh Caltex tersebut memiliki luas wilayah kerja seluas 6.264 KM2 dan memiliki 115 lapangan produksi pernah mencapai sejarah produksi tertinggi pada tahun 1973 dengan menyentuh angka hampir 1 juta barel per hari, dimana rata-rata kontribusi produksi blok Rokan ini sejak tahun 1951 – 2020 adalah sekitar 46% dari produksi nasional Indonesia. Ini adalah sebuah kontribusi yang sangat besar dan luar biasa dan memberikan andil bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi bagi Indonesia pada umumnya dan Propinsi Riau pada khususnya.

Tanggal 8 Agustus 2021 ini merupakan sebuah tanggal yang bersejarah dan perlu dicatat oleh para pelaku di industri minyak dan gas bumi, karena tanggal ini merupakan tanggal berakhirnya pengelola wilayah kerja Rokan saat ini yaitu PT Chevron Pacific Indonesia (yang menggantikan Caltex) ke PT Pertamina Hulu Rokan. Perpindahan ini sesuai dengan amanat yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Menteri ESDM pada tahun 2018 lalu.

Seperti layaknya sebuah proses transisi, maka pergantian operator wilayah kerja Rokan pasti melibatkan banyak sekali aspek yang perlu disiapkan, sehingga Pemerintah melalui SKK Migas melakukan sebuah proses transisi yang baik dan terstruktur guna memastikan proses transisi ini bisa berjalan dengan baik dan produksi tidak terganggu selama proses terjadinya transisi ini.

Kerja keras dari Pemerintah melalui SKK Migas ternyata berusaha memberikan hasil dari sebatas melakukan proses transisi yang baik saja, akan tetapi ternyata SKK Migas dengan kepiawaiannya dapat meminta PT Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan pengeboran yang masif di akhir wilayah kerja ini akan beralih.

Berbagai kebijakan dikeluarkan oleh SKK Migas, mulai dari ditandatanganinya Heads of Agreement (HOA) sampai dilakukan amandemen PSC serta adanya berbagai kesepakatan antara PT CPI dan PT. PHR untuk memastikan bahwa walaupun dalam masa transisi pengeboran tetap akan dilakukan sebanyak sekitar 180 sumur di masa CPI dan sekitar 80 sumur di masa PT PHR dengan mengaktifkan sekitar 18 rig.

Kebijakan ini menunjukkan bagaimana SKK Migas yang dikepalai oleh Dwi Soetijpto terus menunjukkan peran SKK Migas untuk mengimplementasikan pencapaian visi 1 juta barel minyak per hari dan gas 12 BSCFD di tahun 2030 nanti. Salah satu kebijakan yang harus diambil saat ini agar produksi nasional bisa tetap bertahan terutama pada saat pandemi Covid-19 ini sedang melanda seluruh dunia adalah dengan mengeluarkan bukti bahwa industri hulu migas memastikan bahwa di masa-masa akhir berakhirnya sebuah wilayah kerja, dimana seharusnya operator lama sudah menurunkan level invetasinya dan operator baru masih bersiap-siap untuk melakukan persiapan tapi dapat dijawab dengan tegas dan lugas melalui kerjasama yang padu antara SKK Migas, PT.CPI dan PT PHR.

Berbagai kebijakan untuk mengawal terjaganya tingkat produksi dan aktivitas di lapangan yang akan beralih ini dilakukan dengan model seamless transition dimana SKK Migas tampil menjadi dirijen dan melaksanakan tugasnya untuk mengelola wilayah kerja sesuai dengan amanat Pemerintah, sehingga tantangan rendahnya investasi dan penurunan produksi yang ditakutkan oleh para pelaku industri hulu migas ini dapat ditepis melalui terobosan-terobosan ini.

kita ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kontribusi PT Chevron Pacific Indonesia atas usaha kerasnya selama ini yang memberikan dampak positif yang luar biasa bagi Indonesia termasuk dengan pengembangan Local Business Development (LBD) yang keberadaannya sangat dirasakan oleh pengusaha daerah dan kita ucapkan juga selamat datang dan selamat bekerja kepada PT Pertamina Hulu Rokan yang akan meneruskan pengelolaan wilayah kerja ini mulai besok 9 Agustus 2021.

Sedikit pesan untuk PT Pertamina Hulu Rokan, tolong dipertahankan yang selama ini sudah baik dan tolong ditingkatkan produksi dan juga pemberdayaan local Indonesia demi kejayaan Merah Putih. Selamat untuk PT Pertamina Hulu Rokan,

Pakar Perminyakan Erwin Suryadi