Recent Posts

settia

HAK HIDUP BERDAULAT BAGI ISRAEL DAN PALESTINA


Oleh :DR. Datuk Agung Siidayu, MBA

Sebuah ulasan dan pendalaman masalah atas kupasan Syaikh  Alzaytun Prof..DR. Abdul Salam Radyidi PG, S.Sos, MP

Hari jumat yang lalu Syaykh Alzaytun Prof. Dr. Abdul Salam Rasyidi PG, S.Sos, MP, mengupas hak kedaulatan Israel, ditinjau dari perspektif sejarah dan hukum internasional. Dari Kupasan beliau kita menjadi mampu memahami dan mampu membedakan definisi Zionisme, Yahudi dan Israel, dan juga memahami mengapa Israel dan Negara Negara Arab berusaha keras untuk berdamai dan menjalin hubungan diplomatik penuh.



HAK HIDUP BERDAULAT BAGI ISRAEL DAN PALESTINA

Bani Israel telah menandatangani perjanjian damai dan menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Emirat Arab dan Bahrain, perjanjian yang difasilitasi oleh Presiden Amerika Donald Trump ini diberi nama Ittifaq Ibrahim atau Ibrahim Accord. Sesuatu yang mendapat dukungan internasional tetapi juga mendapat kecaman dari Negara tertentu terutama Turki dan Iran. 

Ittifaq Ibrahim tersebut diatas, walau belum diikuti oleh Saudi Arabia, tetapi diyakini sudah mendapatkan restu dari Raja Salman Bin Abdul Aziz yang secara defacto pemerintahannya di pimpin oleh Putera Mahkota HRH Pangeran Muhammad bin Salman, mengingat Emirat adalah sekutu kuat dan Bahrain berada dalan orbit Saudi Arabia. Kerajaan ini, walau belum secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi sudah memberikan ijin kedaulatan udaranya untuk dilalui pesawat komersial. Sementara itu Palestina, sebagai Negara Bangsa yang merasa dirugikan dengan upaya perdamaian Israel - Arab mengajukan protes keras melalui Liga Arab yang beranggotakan 22 Negara, tetapi protes tersebut ditolak. Dalam perkembangan waktu yang relatif singkat, Sudan mengikuti kedua Negara tersebut dan akan diikuti oleh Kesultanan Oman, Kuwait, dan beberapa megara anggota Liga Arab lainnya.

Diantara negara yang paling ngotot menolak hubungan diplomatik penuh Israel dan Arab adalah Turki. Erdogan secara emosional mengatakan bahwa hubungan diplomasi antara Emirat, Bahrai, Sudan dengan Israel adalah penghianatan besar terhadap Palestina. Apa yang dilakukan Erdogan adalah ungkapan emosional sesaat yang tidak perlu didengar oleh Arab dan Israel, bahkan Erdogan dianggap sedang melucu akibat dari berbagai kesulitan Turki yang tidak bisa diatasinya. Betapa tidak wong Turki itu sendiri sudah menjalin hubungan dengan Israel sejak tahun 50an dan tidak satupun negara Arab dan negara negara anggota OIC yang menyebutya sebagai penghianat, Akan halnya Iran sudah pasti menolak dan mencaci maki perdamaian Arab - Israel, karena perdamaian ini akan melemahkan kekuatan permusuhan tradisionalnya dengan Arab, dan Iran akan terkucilkan manakala Qatar dan Lebanon dimana Iran memiliki sayap proxi terkuat, mengikuti negara negara Arab yang lain.

Timur tengah atau Arab, setelah Arab spring telah menjadi sebuah kawasan bergejolak yang memporak porandakan kebesarannya, dan meluluh lantakan kehidupan berbangsa dan bernegaranya, habislah cerita Baghdad, Kairo, Damsyik  yang merupakan kiblat budaya tanah Arab  "asasun fi binai alsaqfah al arabia" , habislah cerita Libya yang makmur dan berkeadilan dibawah kepemimpinan Qaddafi bahkan kini masuk dalam daftar Fail State. Arab Spring terjadi saat kemimpinan Amerika berada di tangan Bush dan Obama, yang keduanya sama sekali tidak mampu berbuat apapun. Kini di era Donald Trump dengan berbagai halangan dalam negerinya, Amerika telah menunjukkan jati dirinya, dan memulai dengan perbaikan kawasan yang dahulu dengan dalih terorisme (Islamophobia) dirusaknya.

Apa yang terjadi di timur tengah tersebut diatas, adalah merupakan sisi baik dari New order of Life atau ORHIBA menurut istilah Syaykh Alzaytun. Perdamaian dan Toleransi yang semakin asing, kini muncul kembali, dan tentu tidak ada akibat buruk dari upaya damai, termasuk didalamnya bagi Palestina, karena kunci perdamaian dunia adalah masalah Pelestina, dan permasalahan akan segera berakkir dengan ITIFAQ IBRAHIM tersebut diatas.

Kita akan membahas Palestina paska Ittifaq Ibrahim dan mengulas berbagai opini diplomasi tingkat tinggi yang dikemukakan oleh Hana Ashrawi diplomat wanita kawakan Palestina sejak jaman Jasser Arafat, dan ungkapan ungkapan Pangeran Bandar bin Sultan mantan dubes Saudi untuk Amerika ( kini dijabat puterinya ) baru baru ini tentang kisah nyata para pemimpin Palestina. Tetapi lebih dahulu kita perdalam pengetahuan kita tentang Zionisme, Yahudi dan Israel, yang beberapa hari yang laku di sampaikan oleh Syaykh Alzaytun.  Pendalaman ini berdasar pada sumber aselinya Israel dan lain lain.


DEFINISI ZIONISME

Istilah " ZIONISME" diciptakan pada tahun 1890 oleh NATHAN BIRNBAUM , Definisi umumnya berarti gerakan nasional untuk kembalinya orang-orang Yahudi ke tanah air mereka dan dimulainya kembali kedaulatan Yahudi di Tanah Israel. 

Sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948, Zionisme telah datang untuk memasukkan gerakan untuk pengembangan Israrel dan perlindungan bangsa Yahudi di negara Israel melalui dukungan dari Angjatan bersenjata Israel.

Sejak awal, Zionisme menganjurkan tujuan yang nyata dan juga spiritual. Orang Yahudi dari semua keyakinan - kiri, kanan, agama, dan sekuler - membentuk gerakan Zionis dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya.

Ketidaksepakatan dalam filsafat menyebabkan perpecahan dalam gerakan Zionis selama bertahun-tahun, dan sejumlah bentuk terpisah muncul. 

Khususnya:

1. Zionisme politik

2. Zionisme keagaman

3. Zionisme Sosialis dan

4. Zionisme teritorial

Catatan : Nathan Birnbaum(1864 - 1937)

Nathan Birnbaum lahir di Wina , dan tinggal di sana dari tahun 1864-1908, dan lagi dari tahun 1914-21. Pada tahun 1882, bersama dua mahasiswa lain di Universitas Wina, ia mendirikan "Kadimah", organisasi mahasiswa nasionalis Yahudi pertama di Barat. Pada tahun 1884, ia menerbitkan pamflet pertamanya, Die Assimilationsucht (“Penyakit Asimilasi / Mania”). Dia mendirikan, menerbitkan dan mengedit Selbst-Emancipation!("Emansipasi Diri!") (1884-1894), sebuah majalah berkala yang mempromosikan "gagasan kebangkitan Yahudi dan pemukiman kembali Palestina," yang menggabungkan dan mengembangkan gagasan Leon Pinsker .

Pada tahun 1890, Birnbaum menciptakan istilah " Zionis " dan "Zionisme", dan, pada tahun 1892, " Zionisme Politik ". Pada tahun 1893, ia menerbitkan brosur berjudul Die Nationale Wiedergeburt des Juedischen Volkes in seinem Lande als Mittel zur Loesung der Judenfrage ("Kelahiran Kembali Bangsa Yahudi Nasional di Tanah Airnya sebagai Sarana Pemecahan Masalah Yahudi"), di mana ia menjelaskan ide yang mirip dengan yang akan dipromosikan Herzl kemudian.


Birnbaum memainkan peran penting dalam Kongres Zionis Pertama (1897) dan terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Zionis. Namun, dia dan Herzl mengembangkan perbedaan ideologis. Birnbaum mulai mempertanyakan tujuan politik Zionisme dan semakin mementingkan konten budaya nasional Yudaisme .

Birnbaum akhirnya meninggalkan gerakan Zionis dan kemudian menjadi juru bicara terkemuka untuk otonomi budaya Yahudi di Diaspora . Dia menekankan bahasa Yiddish sebagai dasar dari budaya Yahudi Ashkenazi dan ketua penyelenggara Konferensi Yiddish yang diadakan di Czernowitz, Bukovina, pada tahun 1908. Acara ini dihadiri oleh penulis Yiddish terkemuka, dan menyatakan Yiddish sebagai bahasa nasional Yahudi. Birnbaum menyebarkan gagasannya secara tertulis dan dengan mengajar di banyak komunitas Yahudi.

Pada tahun-tahun sebelum Perang Dunia I, dia secara bertahap meninggalkan pandangan materialistis dan sekulernya, akhirnya memeluk Yudaisme tradisional sepenuhnya . Dia dapat dilihat sebagai pelopor gerakan Baal Teshuvah modern . Bukunya yang paling terkenal pada periode ini adalah Gottesvolk (“Umat Tuhan”) yang pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jerman dan Yiddish pada tahun 1917 (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk yang disingkat oleh J. Elias pada tahun 1947 berjudul "Confession"). Pada tahun 1919, ia menjadi Sekretaris Jenderal pertama dari Organisasi Agudath Yisrael yang baru.

Tidak puas dengan kepuasan spiritual dari massa religius, ia memulai sebuah gerakan, Ordo Olim ("Pendaki [Spiritual]"), yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil orang-orang yang berdedikasi dengan cara hidup mereka untuk meningkatkan kesadaran spiritual dalam komunitas Yahudi yang lebih besar. masyarakat, sehingga mengarah pada kebangkitan spiritual Yahudi. (Lihat Divrei Ha-Olim: "Kata-kata Olim," 1918, dalam bahasa Ibrani, Yiddish dan Jerman). Terganggu oleh fokus kehidupan Yahudi yang urban, ia mempromosikan pembentukan komunitas pertanian dan kelompok lain yang menjalani gaya hidup Yahudi yang lebih sesuai dengan alam. Permukiman di Eretz Israel dimaksudkan untuk tujuan utama memenuhi peran spiritual orang-orang Yahudi. (Lihat Im Dienste der Verheissung : "In the Service of the Promise," 1927).

Dia tinggal di Berlin dari 1912-1914, dan lagi dari 1921-1933. Setelah kebangkitan Nazisme , dia meninggalkan Jerman ke Scheveningen, Belanda , di mana dia mengedit Der Ruf ("The Call"), sebuah platform untuk ide-idenya. Dia meninggal di sana pada tahun 1937.

Sumber : David Birnbaum dari Nathan & Solomon Birnbaum Archives Foundation; Badan Yahudi untuk Israel ; Organisasi Zionis Dunia.


ZIONISME POLITIK

Zionisme Politik menekankan pentingnya tindakan politik dan menganggap pencapaian hak politik di Palestina sebagai prasyarat untuk pemenuhan usaha Zionis . Zionisme Politik terkait dengan nama Theodor Herzl, yang menganggap masalah Yahudi sebagai masalah politik yang harus diselesaikan dengan tindakan terbuka di arena internasional.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan endorsemen, yang diakui oleh para pemimpin dunia, yang memberikan orang Yahudi kedaulatan di wilayah yang dimiliki oleh orang Yahudi. The Program Basle, yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip ini, menyatakan bahwa Zionisme bertujuan untuk membangun "tempat berlindung yang aman, berdasarkan hukum publik, untuk orang-orang Yahudi di Tanah Israel". Mekanisme organisasi dan ekonomi (Organisasi Zionis [ZO], Dana Nasional Yahudi [ Keren Kayemet L'Israel ], Perwalian Kolonial Yahudi dan sebagainya) didirikan untuk melaksanakan program ini.


CATATAN:

1Theodor (Binyamin Ze’ev) Herzl (1860 - 1904

Theodor  Herzl lahir di Budapest pada tanggal 2 Mei 1860. Seorang raksasa dalam sejarah Yahudi, tingginya hanya 5'5 ". Ia dididik dalam semangat Pencerahan Jerman-Yahudi, dan belajar menghargai budaya sekuler. Pada tahun 1878, keluarganya pindah ke Wina dan, pada tahun 1884 Herzl dianugerahi gelar doktor hukum dari Universitas Wina. Ia menjadi seorang penulis, penulis drama dan jurnalis. Koresponden Paris dari surat kabar Wina liberal yang berpengaruh Neue Freie Presse tidak lain adalah Theodor Herzl.

Herzl pertama kali menemukan anti semitism yang akan membentuk hidupnya dan nasib orang Yahudi di abad ke-20 saat belajar di Universitas Wina (1882). Kemudian, selama tinggal di Paris sebagai jurnalis, dia dihadapkan pada masalah tersebut. Pada saat itu, dia menganggap masalah Yahudi sebagai masalah sosial dan menulis sebuah drama, The Ghetto (1894), di mana asimilasi dan konversi ditolak sebagai solusi. Dia berharap The Ghetto akan mengarah pada perdebatan dan akhirnya pada solusi, berdasarkan toleransi dan rasa saling menghormati antara orang kristen dan yahudi.


Dreyfus Affair

Pada tahun 1894, kapten alfred Dreyfus, seorang perwira Yahudi di tentara Prancis, secara tidak adil dituduh melakukan pengkhianatan, terutama karena suasana anti semitism yang ada. Herzl menyaksikan massa meneriakkan "Matilah Orang Yahudi" di Prancis, rumah Revolusi Prancis, dan memutuskan bahwa hanya ada satu solusi: imigrasi massal orang Yahudi ke suatu negeri yang mereka sebut sebagai milik mereka. Dengan demikian, Kasus Dreyfus menjadi salah satu determinan dari lahirnya Zionisme politik tersebut diatas.

Herzl menyimpulkan bahwa anti semitism adalah faktor yang stabil dan tidak dapat diubah dalam masyarakat manusia, yang tidak dapat diselesaikan oleh asimilasi. Dia merenungkan gagasan kedaulatan Yahudi, dan, meskipun diejek oleh para pemimpin Yahudi, menerbitkan The jewis start 1986. Herzl berargumen bahwa inti dari masalah Yahudi bukanlah individu tetapi nasional. Dia menyatakan bahwa orang Yahudi dapat diterima di dunia hanya jika mereka berhenti menjadi anomali nasional. Orang Yahudi adalah satu orang, katanya, dan penderitaan mereka dapat diubah menjadi kekuatan positif dengan pembentukan negara Yahudi dengan persetujuan dari kekuatan besar. Dia melihat masalah Yahudi sebagai masalah politik internasional yang harus ditangani dalam arena politik internasional.

Herzl mengusulkan program praktis untuk mengumpulkan dana dari orang-orang Yahudi di seluruh dunia oleh sebuah perusahaan yang akan dimiliki oleh pemegang saham, yang akan bekerja menuju realisasi praktis dari tujuan ini. (Organisasi ini, ketika akhirnya dibentuk, disebut Organisasi Zionis.) Dia melihat negara masa depan sebagai model negara sosial, mendasarkan gagasannya pada model waktu Eropa, dari masyarakat modern yang tercerahkan. Itu akan menjadi netral dan mencari perdamaian, dan bersifat sekuler.

Dalam novel Zionisnya , Altneuland (Tanah Baru Lama, 1902), Herzl menggambarkan negara Yahudi masa depan sebagai utopia sosialis. Dia membayangkan masyarakat baru yang akan bangkit di Tanah Israel atas dasar kerja sama yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan Tanah.

Dia memasukkan ide-ide rinci tentang bagaimana dia melihat struktur politik negara bagian masa depan, imigrasi, penggalangan dana, hubungan diplomatik, hukum sosial dan hubungan antara agama dan negara. Di Altneuland , negara Yahudi dianggap sebagai masyarakat yang pluralis dan maju, sebagai "terang bagi bangsa-bangsa." Buku ini memiliki pengaruh yang besar terhadap orang-orang Yahudi saat itu dan menjadi simbol visi Zionis di Tanah Israel.

Sebuah Gerakan Dimulai

Ide-ide Herzl disambut dengan antusias oleh massa Yahudi di Eropa Timur, meskipun para pemimpin Yahudi kurang bersemangat. Herzl mengimbau orang-orang Yahudi kaya seperti Baron Hirsch dan baron rothschilduntuk bergabung dengan gerakan Zionis nasional, tetapi sia-sia. Dia kemudian mengimbau masyarakat, dan hasilnya adalah diselenggarakannya  kongres zionis pertama di basle, Swiss, pada 2931 Agustus 1897.

Kongres adalah pertemuan antarwilayah pertama orang Yahudi di tingkat nasional dan sekuler. Di sini para delegasi mengadopsi Program Basle, program gerakan Zionis, dan menyatakan, "Zionisme berusaha untuk membangun rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina yang dilindungi oleh hukum publik." Di Kongres, Organisasi Zionis dunia didirikan sebagai lengan politik orang-orang Yahudi, dan Herzl terpilih sebagai presiden pertamanya.

Herzl mengadakan enam Kongres Zionis antara tahun 1897 dan 1902. Di sinilah alat untuk aktivisme Zionis dipalsukan: Otzar Hityashvut Hayehudim , dana nasional Yahudi dan surat kabar gerakan Die Welt .

Setelah Kongres Zionis Pertama, gerakan tersebut bertemu setiap tahun di Kongresn Zionis internasional . Pada tahun 1936, pusat gerakan Zionis dipindahkan ke Yerusalem.


Uganda Bukan Sion

Herzl melihat perlunya dorongan oleh kekuatan besar dari tujuan orang-orang Yahudi di Tanah itu. Karena itu, ia melakukan perjalanan ke Tanah Israel dan Istanbul pada tahun 1898 untuk bertemu dengan Kaiser Wilhelm II dari Jerman dan Sultan Turki osmani.  Pertemuan dengan Wilhelm gagal - raja menolak permohonan politik Herzl dengan komentar sinis anti-Semit. Ketika upaya ini tidak membuahkan hasil, dia berpaling ke Inggris Raya , dan bertemu dengan Joseph Chamberlain, sekretaris kolonial Inggris dan lainnya. Satu-satunya tawaran konkret yang dia terima dari Inggris adalah proposal daerah otonom Yahudi di Afrika timur, di Uganda.

Pada tahun 1899, dalam sebuah esai berjudul "The Family Affliction" yang ditulis untuk The American Hebrew, Herzl menulis, "Siapa pun yang ingin bekerja atas nama orang Yahudi perlu - menggunakan frasa populer - perut yang kuat."

Pogrom Kishinev tahun 1903 dan keadaan sulit Yahudi Rusia, yang disaksikan secara langsung oleh Herzl selama kunjungannya ke Rusia, memiliki pengaruh yang sangat besar padanya. Dia meminta agar pemerintah Rusia membantu Gerakan Zionis untuk mentransfer orang Yahudi dari Rusia ke Eretz Yisrael.

Pada Kongres Zionis Keenam (1903), Herzl mengusulkan Program uganda Inggris sebagai tempat perlindungan sementara bagi orang Yahudi di Rusia dalam bahaya. Sementara Herzl menjelaskan bahwa program ini tidak akan mempengaruhi tujuan akhir Zionisme, sebuah entitas Yahudi di Tanah Israel, proposal tersebut menimbulkan badai di Kongres dan hampir menyebabkan perpecahan dalam gerakan Zionis. Program uganda akhirnya ditolak oleh gerakan Zionis di Kongres zionis ketujuhpada tahun 1905.

Buku Herzl Negara yahudi dan Altneuland ("Tanah Baru Lama"), drama dan artikelnya telah sering diterbitkan dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Namanya telah diperingati di Hutan Herzl di Ben Shemen dan Hulda, gimnasium Ibrani pertama di dunia - "Herzliya" - yang didirikan di Tel aviv , kota Herzliya  di Sharon dan lingkungan serta jalanan di banyak kota dan kota Israel.

Herzl menciptakan ungkapan "Jika Anda mau, itu bukan dongeng," yang menjadi moto gerakan Zionis. Meskipun pada saat itu tidak ada yang bisa membayangkannya, Zionisme memimpin, hanya lima puluh tahun kemudian, pada pembentukan Negara Israel merdeka.


Keluarga Herzl

Herzl bertemu calon istrinya Julie ketika dia berusia 26 tahun dan dia baru berusia 18 tahun, pada tahun 1886. Mereka menikmati hubungan putus-putus yang kacau sampai mereka menikah pada tahun 1889, di sebuah desa Austria di pinggiran Wina. Dua tahun setelah pernikahan mereka, Herzl pindah ke Paris untuk bekerja, meninggalkan Julie di wina Meskipun dia jarang berada di negara yang sama dengan istrinya selama tahun-tahun terakhir hidupnya, dia tidak mau mempertimbangkan untuk bercerai dan mereka tetap bersama. Herzl meninggal di Wina  menderita radang paru-paru dan jantung yang lemah karena terlalu banyak bekerja karena upayanya yang tiada henti atas nama Zionisme pada tanggal 3 Juli 1904. Ia baru berusia 44 tahun. Julie meninggal tiga tahun kemudian pada usia 39 tahun. Keduanya dimakamkan di Wina, tetapi dia menulis dalam surat wasiatnya bahwa dia ingin jenazahnya, dan kerabat dekatnya, dipindahkan ke negara Yahudi yang dia harap suatu hari akan dibuat. Pada tahun 1949, jenazah Herzl dibawa ke Israel dan dimakamkan kembali di Gunung Herzl di Yerusalem.

Herzl dan istrinya Julie, yang rentan terhadap ketidakstabilan mental, memiliki tiga orang anak, yang masing-masing mengalami akhir yang mengerikan. Putri tertua mereka Paulina adalah seorang pecandu narkoba yang meninggal di rumah sakit Prancis karena overdosis morfin. Herzl telah gagal menyunat putranya, Hans, dan kepemimpinan Zionis, setelah kematian Herzl, memastikan bahwa pengawasan tersebut diperbaiki ketika bocah itu berusia 15 tahun. Hans kemudian menjadi Kristen dan menembak dirinya sendiri pada usia 40 di Paris setelah pemakaman saudara perempuannya pada 17 September 1930. Mayat orang tua dan saudara perempuan Herzl, serta Hans dan Paulina, akhirnya dipindahkan ke Yerusalem

Sumber : Green, David B. “Hari ini dalam sejarah Yahudi: Seorang Zionis membuat pernikahan yang sangat tidak menguntungkan,” (25 Juni 2015);

Israel: 100 Tahun Sejak Kematian Herzl,  The Jerusalem Report , (12 Juli 2004);


Program Basle.

Kongres Zionis pertama dipanggil oleh Theodor Herzl sebagai Parlemen simbolis bagi mereka yang bersimpati dengan implementasi tujuan Zionis . Herzl telah merencanakan untuk mengadakan pertemuan di Munich , tetapi karena tentangan Yahudi setempat, ia memindahkan pertemuan tersebut ke Basel , Swiss . Kongres berlangsung di aula konser Kasino Kota Basel pada tanggal 29 Agustus 1897.

Ada beberapa perselisihan mengenai jumlah pasti peserta pada Kongres Zionis Pertama ini, namun, perkiraan jumlahnya adalah 200 orang dari tujuh belas negara, enam puluh sembilan di antaranya adalah delegasi dari berbagai masyarakat Zionis dan sisanya individu undangan. Hadir pula sepuluh orang non-Yahudi yang diharapkan abstain dalam pencoblosan. Tujuh belas wanita menghadiri Kongres tersebut, beberapa dari mereka dalam kapasitas mereka sendiri dan lainnya yang mendampingi perwakilan. Sementara wanita berpartisipasi dalam Kongres Zionis Pertama, mereka tidak memiliki hak suara.Hak keanggotaan penuh diberikan kepada mereka pada tahun berikutnya, diKongres Zionis Kedua .

Menyusul pembukaan yang meriah di mana para perwakilan diharapkan tiba dengan pakaian resmi, ekor dan dasi putih, Kongres mulai membahas urusan yang sedang dihadapi. Agenda utama adalah presentasi rencana Herzl, pembentukan Organisasi Zionis Dunia dan deklarasi tujuan Zionisme - program Basel.

Dalam versi yang diserahkan kepada Kongres pada hari kedua pembahasannya (30 Agustus) oleh sebuah komite di bawah pimpinan Max Nordau , disebutkan: "Tujuan Zionisme adalah untuk menciptakan bagi orang-orang Yahudi sebuah rumah di EretzIsrael yang dijamin oleh hukum."

Untuk memenuhi setengah dari permintaan banyak delegasi, yang paling menonjol di antaranya adalah Leo Motzkin , yang meminta dimasukkannya frasa "berdasarkan hukum internasional", formula kompromi yang diusulkan oleh Herzl akhirnya diadopsi:

Zionisme berusaha untuk membangun rumah bagi orang-orang Yahudi di EretzIsrael yang dilindungi oleh hukum publik. Kongres memikirkan cara-cara berikut untuk mencapai tujuan ini:

1. Promosi dengan cara yang tepat dari pemukiman di Eretz-Israel petani, pengrajin, dan produsen Yahudi.

2. Pengorganisasian dan penyatuan seluruh Yahudi melalui institusi yang sesuai, baik lokal maupun internasional, sesuai dengan hukum di masing-masing negara.

3. Penguatan dan pengembangan sentimen nasional Yahudi dan kesadaran nasional.

4. Langkah-langkah persiapan untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah, jika perlu, untuk mencapai tujuan Zionisme.

Di Kongres, Herzl terpilih sebagai Presiden Organisasi Zionis dan Max Nordau salah satu dari tiga Wakil Presiden. Setelah itu, Kongres Zionis bertemu setiap tahun (18971901), kemudian setiap tahun kedua (1903-1913, 1921-1939). Sejak Perang Dunia II .