Recent Posts

settia

Ini 3Jenis Logam Dari Rusia yang Dilarang, Bikin RI Kaya Raya


Pengiriman logam dari Rusia ditangguhkan untuk masuk ke gudang Bursa Logam London (LME) di Inggris. Diantaranya adalah tembaga, aluminium, dan timbal. Ini setelah pengenaan bea tambahan impor produk dari Rusia.

Pemerintah Inggris memberlakukan 35% bea tambahan pada impor produk-produk Rusia, termasuk logam. Adapun logam yang akan dikenakan bea lebih mahal adalah besi, baja, tembaga, aluminium, perak, timah, bijih besi. Produk tersebut dinilai dapat mengguncang ekonomi Rusia, tetapi memiliki dampak minimal ke Inggris.

Beberapa anggota LME telah menyerukan larangan logam Rusia dalam sistemnya tetapi bursa acuan logam dunia tersebut mengatakan tidak akan melampaui apa yang ditentukan oleh sanksi pemerintah Inggris terhadap Rusia.

Aluminium yang diproduksi oleh Rusal dan tembaga yang diproduksi oleh Norilsk Nickel (Nornickel) serta JSC Uralelektromed hanya dapat dikirim ke gudang LME yang disetujui di Inggris jika telah diekspor dari Rusia sebelum 25 Maret, kata LME.

LME mengatakan penangguhannya juga termasuk paduan timbal dan aluminium yang dibuat oleh Rusal dan tiga produsen lainnya."Baik Nornickel maupun Rusal tidak mengirim logam mereka ke gudang Inggris," kata sumber melansir Reuters pada Jumat (1/4/2022).


Inggris memiliki dua lokasi yang disetujui untuk gudang LME, di Hull dan Liverpool. Akan tetapi mereka memiliki sangat sedikit logam dari Rusia.

Tak satu pun logam dari 4 perusahaan yang ditangguhkan saat ini disimpan di gudang LME Inggris. Ini yang menyebabkan tidak ada efek signifikan terhadap harga logam di LME yang ditangguhkan pengirimannya.

Sebelumnya harga logam dunia meroket paska Rusia didepak dari sistem keuangan global. Sehingga menimbulkan kecemasan terhadap distribusi pasokan Rusia ke dunia.

Indonesia sebagai salah satu produsen serta pemasok logam di dunia tidak terdampak terhadap kebijakan ini. Sebab harga logam yang ditangguhkan tidak berefek terhadap pergarakan harga.

Meskipun begitu, tahun 2022 Indonesia bisa meraup keuntungan dari logam seperti nikel, timah dan tembaga karena tingginya harga komoditas dunia yang sudah meroket sepanjang kuartal-I 2022. Nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik telah melonjak 50,4% sepanjang kuartal pertama 2022.

Indonesia bisa cuan karena disebut memiliki cadangan logam nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.

Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.

Sementara untuk bijih nikel, berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020, total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, di mana kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.

Kemudian Indonesia juga diuntungkan dari lonjakan harga timah dunia. sepanjang kuartal pertama, harga timah menguat 8,3% menjadi US$ 42.415/ton. Harga timah sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa di US$ 48.650/ton pada 8 Maret 2022.

Berdasarkan data Peluang Investasi Timah Indonesia 2020, cadangan timah Indonesia merupakan terbesar ke-2 di dunia, yakni 17% dari total cadangan timah dunia, setelah China yang menguasai 23% cadangan timah dunia.

Tembaga juga masuk daftar logam yang menguntungkan Indonesia. Pada kuartal I-2022, harga tembaga melonjak dan stabil bergerak di atas level US$ 10.000/ton. Serangan Rusia di Ukraina membuat pelaku pasar panik berlebihan hingga mengukir harga tertinggi di US$ 10.674/ton pada 4 Maret 2022.

Indonesia sendiri memiliki cadangan logam tembaga (Cu) sebesar 28 juta ton atau menguasai 3% dari total cadangan dunia yang mencapai 871 juta ton Cu, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengolah data USGS 2020.