Recent Posts

settia

Kesehatan Tiroid dan Transfer Factor

Tiroid adalah kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu di leher yang bertanggung jawab untuk menghasilkan hormone tiroksin dan tri-iodothyronine. Kedua hormone tersebut berfungsi mengatur metabolism tubuh.

Gejala dari gangguian tiroid ini terkadang tidak disadari oleh penderita dan baru menyadari jika berdiri didepan cermin, jika kelenjar tiroid membesar dikenal “goiter” (gondok). Adanya gondok menunjukkan bahwa kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan benar. Pembesaran tiroid dapat menyebabkan perubahan pada kualitas suara, menghalangi jalan napas,menghalangi jalannya makanan dan minuman. Yang paling serius dapat berubah menjadi sel kanker.

Penyakit tiroid ini diakibatkan oleh produksi hormon pada kelenjar tiroid yang tidak sempurna dan dibagi atas 2 jenis yakni:

Hypertiroid: adalah keadaan dimana produksi hormone kelenjar tiroid berlebihan dapari pada yang dibutuhkan oleh tubuh.

Contohnya adalah penyakit graves.

Penyakit graves adalah bentuk hypertiroidisme dengan komponen antoimun. Antibodi system kekebalan tubuh keliru melihat tiroid sebagai musuh dan melancarkan serangan. Hal ini menyebabkan kelenjar menjadi terstimulus secara berlebihan sehingga memproduksi hormone tiroid yang berlebihan. Pada akhirnya kelenjar menjadi memburuk dan membentuk gondok.

Sedangkan Hipotiroid adalah kebalikan dari hypertiroid yaitu produksi hormone pada jelenjar tiroid yang kurang daripada yang dibutuhkan tubuh. Contoh penyakitnya antara lain hashimoto.

Hashimoto merupakan gangguan autoimun, dimana kelenjar yang dihasilkan lebih sedikit dari yang dibutuhkan karena system kekebalan tubuh keliru mennghasilakan kelenjar tiroid lebih sedikit dari yang dibutuhkan.

Transfer factor adalah hasil penelitian berpuluh tahun. Ditemukan pertama sekali oleh Dr H Sheerwood Lawrence. Hingga tahun 1998 telah lebih dari 3500 uji klinis ilmiah dilakukan oleh para saintis di seluruh dunia untuk membahas tentang transfer factor ini.

Transfer factor bukan herbal, vitamin, hormone, steroid, stemsel. Transfer factor sebenarnya telah ada ditubuh kita diberikan oleh orang tua kita pada asupan asi. Akan tetapi transfer factor ini berkurang seiring dengan pertambahan usia kita dan saat ini adalah tidak memungkinkan lagi kita untuk menerima asupan asi.

Transfer factor adalah molekul pintar yang terdapat didalam sel colostrum yang banyak terdapat pada asupan asi yang pertama-tama di keluarkan oleh ibu pada saat melahirkan. Dari hasil penelitian ternyata didapatkan bahwa transfer factor juga ditemukan pada susu semua mamalia dan juga pada kuning telur dari semua jenis telur binatang. Tetapi transfer factor ini harus dipisahkan terlebih dahulu dari unsur unsur lain yang ada di dalam sel telur atau sel susu tersebut. Jadi walau diambil dari susu colostrum transfer factor tidak mengandung susu sehingga cocok dikonsumsi oleh orang yang alergi susu.

Transfer factor berfungsi sebagai modulator (pengatur) sistem kekebalan tubuh dan akan mendidik sistem imum yang sudah ada di dalam tubuh individu sehingga sistem imum yang sudah terdidik ini akan semakin pintar untuk membalas respon dari sistem tubuh yang lain dan tidak akan terjadi lagi kelebihan kelenjar yang tidak dibutuhkan.

Transfer factor ini telah dikonsumsi di lebih dari 50 negara di dunia bahkan di Rusia yang sering berseberangan dengan Amerika Serikat telahmempergunakan transfer factor di banyak rumah sakit di sana. Transfer factor juga ada didalam kamus kedokteran FDR yang merupakan rujukan kedokteran seluruh dunia.

Dengan adanya transfer factor diharapkan penyakit tiroid akan berkurang dan dapat teratasi.