Recent Posts

settia

Tesla dan Indonesia Bahas Investasi Bahan Baku Baterai Mobil Listrik


Jakarta - Pemerintah Indonesia sedang membahas investasi niekel, bahan baku baterai mobil listrik, dengan Tesla Inc.

Menurut seorang pejabat seperti dikutip Reuters pada Senin, 5 Oktober 2020, Indonesia ingin mengembangkan rantai pasokan sepenuhnya dari dalam negeri.

Indonesia termasuk penghasil nikel terbesar di dunia. Dalam produksi baterai -- antara lain untuk baterai mobil listrik -- nikel digunakan mengekstraksi bahan kimia baterai.

Indonesia telah menghentikan ekspor bijih nikel mentah untuk mendukung investasi industri dalam negeri.

Ayodhia Kalake, pejabat senior di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, mengatakan Tesla telah menghubungi pemerintah secara informal.

Perusahaan itu ingin membahas kemungkinan usaha. Tapi Ayodhia tak menjelaskan detil pembahasan bersama Tesla.

“Itu masih diskusi awal dan belum detail,” kata Ayodhia, Senin lalu. “Kami perlu diskusi lebih lanjut dengan Tesla."

Menurut dia, Indonesia memiliki sejumlah insentif untuk investasi electric hevicle (EV). Tesla belum menanggapi permintaan konfirmasi.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa Tesla ikut dalam pembangunan pabrik bahan baku baterai lithium di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.

"Yang di Morowali itu yang masuk CATL (Contemporary Amperex Technologyy), kemudian dia dengan LG, itu yang paling main. Tesla juga gabung dengan situ, tapi berapa banyak saya tidak tahu," kata Luhut di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa, 23 Juli 2019.

Indonesia bulan lalu mengatakan telah mendapatkan kesepakatan untuk membangun pabrik baterai lithium di dalam negeri dengan LG Chem Ltd, Korea Selatan, dan China Contemporary Amperex Technology Ltd.

Tesla ingin meningkatkan produksi truk dan proyek tenaga surya. Elon Musk awal tahun ini meminta para penambang agar memproduksi lebih banyak nikel dan menawarkan kontrak "raksasa" jangka panjang.

EV diharapkan membantu mengurangi emisi karbon global. Tapi para aktivis khawatir produksi suku cadang EV dan peningkatan penambangan Nikel dapat merusak lingkungan. (tempo.co.id)