Recent Posts

settia

Dengan Kereta Cepat 5 Jam Perjalanan Darat Jakarta-Surabaya?

Setelah berhasil menghubungkan Jakarta-Surabaya dengan tol, pemerintah kini fokus pada pengerjaan kereta cepat. Pihak yang dipilih dari Jepang tengah melakukan feasibility study (FS) untuk melihat struktur jalan khusus. Rencananya, pertengahan tahun depan FS selesai.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan, proses pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dapat selesai paling lambat selama 3 tahun, atau rampung pada 2023 dan dimulai pengerjaan pada saat FS selesai.

Ilustrasi pembangunan jalur kereta cepat | Sumber: Beritagar

Dengan jalur baru itu, Zulfikri memastikan bahwa tak ada perjalanan kereta reguler Jakarta-Surabaya yang terganggu. Menurut dia, jalur khusus itu bisa dilewati kereta dengan kecepatan 160 km/jam. Dengan demikian, perjalanan hanya membutuhkan waktu 5,5 jam dari Jakarta hingga Surabaya. “Keretanya nanti dengan diesel multiple unit (DMU),” ungkapnya.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melanjutkan negosiasi dengan pihak Jepang mengenai rencana pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Dikatakan kereta semi cepat dikarenakan kecepatan tempuhnya sekitar 140 km per jam.

Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menjelaskan, ada beberapa poin yang tengah dinegosiasikan dengan Jepang seperti soal harga dan peningkatan local content.

"Jadi memang perdebatannya tidak mudah, kalau dulu konsep lokal kontennya 70:30, kita sedang tingkatkan 60:40," kata Menhub.

Budi mengatakan proyek ini membutuhkan nilai investasi sekurangnya Rp 60 triliun kendati JICA menyebut modalnya sebesar Rp 90 triliun. "Kami akan mengupayakan tidak lebih jauh dari Rp 60 triliun tapi kami memang membuat pembangunan bertahap," kata dia. Biaya itu akan ditutup oleh pinjaman dari JICA, sementara lahan disiapkan oleh pemerintah.

Adapun untuk rel, baru akan dibangun dari Jakarta hingga Semarang dan dari Semarang ke Surabaya menggunakan rel lama yang diperkuat. Rel yang disiapkan bakal diupayakan mengurangi tikungan dan jalur terjal. Pasalnya, itu akan membuat kereta menjadi lambat. "Jalur menikung dan menanjak itu mesti disederhanakan," Budi menambahkan.