Recent Posts

settia

Beda Sikap Masyarakat pada Demo Mei 1998 dan Mei 2019

Sejumlah pasukan kepolisian menembaki gas air mata ke arah kerumunan demonstran di Jakarta, Rabu (22/5/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan 

10 Mei 1998, eskalasi gerakan mahasiswa yang menuntut agar Presiden Soeharto mundur semakin meningkat seiring dengan dukungan masyarakat yang makin jelas. Mulai dari elite politik, organisasi non pemerintah, buruh, dan rakyat.

Bagaimana tidak, dilansir BBC, krisis moneter yang menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar itu membuat jumlah pengangguran meningkat. Dampaknya tak hanya dirasakan kaum kecil saja, masyarakat kelas menengah juga tak luput dari imbasnya.

Dengan napas yang sama, kelompok-kelompok ini mulai bersatu menyokong para mahasiswa yang semakin gencar menyuarakan reformasi. Tak jarang, sumbangan diberikan secara perorangan kepada para pendemo itu.


Mahasiswa di Gedung DPR RI Tahun 1998

Saat gedung MPR mulai diduduki oleh mahasiswa, masyarakat berdatangan dan mulai menyumbangkan apa pun yang mereka punya. Para pedagang dan rakyat kecil pun turut datang dan membagikan dagangannya secara cuma-cuma bagi para mahasiswa.
Saat itu, Sekjen Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ) Vivian menjadi salah satu yang turun langsung. Ia bertugas memastikan ada cukup air mineral kemasan yang tersebar di sekitar area demo, jika sewaktu-waktu aparat keamanan menembakkan gas air mata.
21 Tahun Kemudian

21 tahun kemudian, hal yang sama terulang. Namun, kali ini situasi berbalik. Sumbangan logistik yang diserukan sejumlah masyarakat di media sosial, justru ditujukan bagi aparat keamanan yang berjaga di area aksi.

Aksi Masa Mei 2019 di Depan Gedung BAWASLU

Usai KPU mengumumkan hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019, sejumlah massa menggelar aksi damai di depan Gedung Bawaslu RI, Selasa (21/5). Namun, aksi damai ini dirusak oleh sejumlah massa bayaran yang mengacau dan menimbulkan kerusuhan di sejumlah titik di Ibu Kota.

Aksi dan kerusuhan itu berlanjut selama nyaris tiga hari. Para aparat yang bekerja keras mengamankan situasi, sembari curi-curi waktu untuk beribadah di bulan Ramadhan, membuat sejumlah masyarakat menjadi simpati dan bahu membahu mengulurkan sumbangan makanan.

Artis Dian Sastro menjadi salah satu yang ikut menyebarkan gerakan ini. Melalui akun media sosialnya, ia membagikan unggahan-unggahan di Twitter yang berisi informasi bagi siapa pun yang ingin mengirimkan bantuan makanan untuk aparat yang bertugas pada 22 Mei 2019.


Polisi Istirahat Kelelahan Menjaga Demo Mei 2019

Dalam unggahan Dian diperlihatkan, dukungan itu sudah mendapatkan lampu hijau dari Polda Metro Jaya. Animo masyarakat yang ikut andil pun cukup besar. Tak hanya bantuan makanan dan minuman, perhatian dalam bentuk bunga juga diberikan.

Ada pula akun lainnya, yang mengajak masyarakat menyisihkan sedikit uangnya untuk dibelikan makanan bagi petugas Polri, TNI, dan pasukan oranye. Hanya dengan uang Rp 4 ribu saja, masyarakat sudah bisa menyumbangkan roti atau takjil bagi petugas yang berpuasa dan snack bagi yang tidak.

Dukungan juga diperlihatkan dengan template foto bertuliskan "kami bersama TNI dan Polri". Tempat berlatar belakang merah putih itu, ramai-ramai digunakan oleh masyarakat sebagai foto profil di media sosial.