Recent Posts

settia

PROKLAMASI - SUMPAH SABDA PALON 500 TAHUN SEBELUM 1945

 
Proklamasi, pelaksanaan sumpah Sabdo Palon di depan Raja majapahit Prabu Brawijaya ke-5, di masa 500 tahun sebelum tahun 1945.

Proklamasi ... naskah yang disusun dengan sangat tergesa-gesa, mencoba mengambil kesempatan instan ketika anggota BPUPKI dipulangkan ke daerah untuk mengobarkan revolusi, PPKI sebagai panitia persiapan kemerdekaan justru mengambil alih tugas BPUPKI secara otoritas kelembagaan.

Lihatlah naskah Proklamasi yang disusun ala kadarnya, tidak mencerminkan kesiapan dan konsep yang sempurna, karena naskah proklamasi yang sebenarnya disiapkan oleh BPUPKI adalah Pembukaan dari Piagam Jakarta. Di sisi lain dil atar belakangi oleh peristiwa rekayasa penculikan rengas dengklok oleh pemuda2 sosialis untuk membuat opini mendesak proklamasi, karena mereka takut kalo Piagam Jakarta yang dibacakan maka akan muncul Pemerintahan Islam. Telaknya lagi dengan penghilangan suku kata dalam Pembukaan UUD 45 tentang kebebasan menjalankan syariat bagi para pemeluknya. Lengkap sudah skenario muslihat.

Proklamasi Secara tata bahasa ...

PROKLAMASI ........ (Proklamasi tentang apa ?)

Kami bangsa Indonesia, "dengan ini" menyatakan kemerdekaan Indonesia. ........... dengan ini ... dengan apa ?

Hal-hal yang mengenai "pemindahan kekuasaan" dll dilaksanakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. ............ yang didengang-dengungkan adalah Perebutan Kekuasaan, tapi yang tertulis adalah dan faktanya adalah hanya "memindahkan kekuasaan' dari kolonial jepang, yang dibantu oleh Laksamana Meida. Juga memindahkan kekuasaan secara diam-diam / MENCURI, khususnya dari aklamasi BPUPKI yang akan memberlakukan Piagam Jakarta.

Atas nama Bangsa Indonesia

Sukarno dan Hata sebagai apa ? karena Sukarno hanya sebagai ketua PPKI ('Panitia), bukan sebagai kepala pemerintahan, sedangkan syarat sahnya kemerdekaan adalah harus terlebih dahulu memiliki pemerintahan, sedangkan pemerintahan baru disusun sehari kemudian dengan menunjuk Sukarno/Hata sebagai presiden dan wakil.

Sukarno / Hata

Di luar Proklamasi sebagai anugerah kemerdekaan sebuah bangsa, itikad dan cara-cara yang terhormat juga menjadi tolak ukur / value untuk mengukur perjalanan sebuah bangsa yang merdeka, dan bukanya merdeka dalam kamulfase, kenyataanya kita sekarang Merdeka dalam banyak Ketidakmerdekaan.

Sukarno menjadi pelaksana Sumpah Sabda Palon di depan Raja Majapahit Prabu Brawijaya ke 5 yang seraya mengamininya bahwa 500 tahun dari ketika Kekuasaan Majapahit dikalahkan Demak yaitu tahun 1445 dan dilokalisasi ke Pulau Bali, kekuasaan Majapahit akan kembali di bumi Nusantara 500 tahun kemudian yaitu tahun 1945 ... yaitu dengan mengirimkan Putra Bali yaitu Sukarno / Kusno sebagai Penguasa Nusantara dengan berbagai rekayasa politiknya, sebuah kecerdasan yang hanya sedikit orang yang mampu manandingi Sukarno pada saat itu.

Rekayasa politik itu terus bergulir di masa revolusi fisik sebagai konsekuensi dari langkah rekayasa politik yang sangat sempurna dalam membentuk kedaulatan rakyat pada awalnya. Kecanggihan pemikiran dan lips service dari politikus yang tidak sepaham dengan kehendak BPUPKI yang hendak memberlakukan Piagam Jakarta terus bergulir merajalela menjadi isu dan opini publik yang tak terelakan oleh rakyat yang tengah menderita dari penjajahan jepang yang kejamnya melebihi penjajahan belanda. Rakyat bersikap ngikut aja dalam keputus asaan.

Rekayasa itu terang benderang dimulai dari pemerintahan pertama yamg terbentuk yang akhirnya dianugrahi Agresi Militer Belanda I dan II yang menghilangkan kedaulatan RI (Vacum of Government), bahkan ketika wilayah RI tinggal beribukota di Jogja, Sukarno dan Hata ditangkap oleh belanda, habislah kedaulatan pada saat itu. Tapi munculah penyelamat bangsa yang bertempur di kantong2 pertahanan pantang menyerah dengan gigihnya yaitu Pasukan Hisbullah dan Sabilillah yang sebagian tergabung dalam Divisi Siliwangi, yang menolak pindah saat dipaksa long march / pindah dari Jawa Barat ke Jogja dengan jargon "HIJRAH" ketika sedang mempertahankan teritorialnya.

Dan atas belas kasih Belanda ke Sukarno dan Hata, demi Belanda melihat kekuatan pasukan Hisbullah dan Sabilillah yang sangat tangguh di medan Jawa Barat, Aceh dan Makasar dengan persenjataan yang canggih dan modern melebihi milik TNI, ketakutan Belanda inilah yang mendorong pembentukan negara boneka belanda berjudul RIS (Republik Indonesia Serikat) yang ditugaskan Belanda untuk bersama-sama KNIL dan Rakyat menumpas Pasukan Hisbullah dan Sabilillah, dan sukses besar dengan Operasi PAGAR BETIS-nya di bawah pimpinan Jenderal AH Nasution pada waktu itu.

Rekayasa-rekayasa dari pemerintahan pada zaman dulu .. barangkali mengilhami berbagai rekayasa pemerintahan yang menyudutkan akar rumput bangsa ini dari ketidaksejahtera dan penindasan zaman. Sudah selayaknya generasi muda bangsa memahami sejarah secara lurus, dengan meluruskan sejarah itu sendiri.

Walhamdulillahirobbil'alamin.
bambang heda.