Recent Posts

settia

MENEGAKKAN ISLAM


Sekilas tentang metode Rasulullah menegakkan Islam

Rasulullah SAW telah melakukan perubahan yang sifatnya revolusioner. Masyarakat yang jahil atau biasa disebut dengan masyarakat jahiliah diubah menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi, mulia dan menjadi bangsa yang disegani oleh kawan maupun lawan. Bahkan dua negara adi kuasa sekaliber Persia dan Romawi akhirnya takluk di bawah Islam.

Mengupas perubahan yang bersifat revolusioner, sebenarnya ada beberapa macam bentuknya, ada yang disertai dengan kekerasan dan ada yang tidak disertai dengan kekerasan. Contoh revolusi yang disertai dengan kekerasan ialah : Revolusi Perancis (1799 M), Revolusi China (1927 M – 1949 M), dan revolusi Indonesia yang membebaskan diri dari cengkeraman penjajah (1945 M).

Sedangkan revolusi tanpa kekerasan (non violence) misalnya: Revolusi Iran (1979 M), Revolusi Philipina (1986 M), juga Perubahan revolusioner Islam yang dilakukan Rosul dan para sahabat ketika itu.

Islam telah mencontohkan ada dua macam model perubahan, yakni perubahan secara Parsial (islahiyah), ini dilakukan bila sistem Islam masih diterapkan dan kerusakan hanya pada cabang-cabangnya saja. Yang kedua perubahan secara Revolusioner (inqilabiyah), yang ini jika keadaan sudah rusak dari akarnya.

Perubahan revolusioner metode Rasulullah

Pertama, Setelah diangkat menjadi rasul, Beliau mendidik calon-calon kader dakwahnya seperti Abu Bakar Ash-Shidiq, Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Haritsah, dan sahabat yang lain. Mereka digembleng secara terpadu oleh Rasululloh di rumahnya Arqam bin Arqam.

Kedua, para sahabat yang dibina tadi ditugaskan oleh Rosul untuk melakukan dakwah Islam, menggulirkan pergolakan pemikiran, menyadarkan masyarakat yang dahulunya pemikiran, perasaan, tingkah lakunya masih jahiliah diubah menjadi pemikiran, perasaan, dan tingkah laku yang Islami. Masyarakat yang tadinya penyembah berhala, diganti dengan penyembahan hanya kepada Allah semata. Kelompok (hizb) dakwah ini dikomandoi langsung oleh Baginda Rasulullah SAW.

Ketiga, Rasul selaku pemimpin kelompok (hizb) dakwah tersebut juga melakukan aktivitas yang dikenal dengan istilah Thalabun Nushrah (mencari pertolongan) kepada pihak yang mempunyai kekuatan riil (ahlul kuwwah). Beliau pernah mendatangi kabilah-kabilah semacam; Bani Hanifah, Bani Kalb, bahkan Bani Tsaqif di Thoif Rosul sempat dilempari batu oleh penduduk setempat sampai kakinya berdarah-darah. Melalui sikap konsisten Beliau, akhirnya datang juga pertolongan Allah dengan bersedianya suku Aus dan Khazraj menerima pinangan Rasulullah. Sebelumnya mereka telah didakwahi oleh para sahabat.

Alhasil, kelompok (hizb) Rasul yang memotori perubahan tersebut, ditopang oleh masyarakat yang telah terbentuk kesadarannya sehingga menginginkan perubahan ke arah Islam. Mereka hanya mau diatur dengan wahyu bukan yang lainnya, pihak ahlul kuwwah pun sudah pasrah serta mendukung dakwah Islam, maka sudah tidak ada yang mampu membendung lahirnya Daulah Islam pertama di Madinah waktu itu.

Butuh perubahan revolusioner kembali

Kini Islam tidak lagi berkuasa, Alhasil, dunia menjadi kacau balau akibat keserakahan Ideologi kapitalisme yang di pimpin AS. Namun, kita tidak boleh menyerah, harapan itu pasti ada, Islam akan kembali memimpin dunia dengan membawa ketentraman dan kemuliaan. Allah SWT menegaskan:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS 24:55).

Turut andil dalam perjuangan

Tegaknya kembali Islam merupakan janji Allah, namun kita juga dituntut untuk memperjuangkanya. Rasulullah dan para sahabat pun meski mereka mengetahui bahwa Islam akan dimenangkan, namun mereka tetap gigih dalam berjuang. Karena itu, sekaranglah saatnya yang tepat bagi kita untuk ikut ambil bagian dalam perjuangan ini. Sangat merugi jika kita menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Allah SWT melebihkan derajat orang yang berjuang sebelum tegaknya Islam.

“Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (TQS. Al-Hadid: 10). Wallahu a’lam bi ash-shawab


Oleh: Ali Mustofa