Recent Posts

settia

GAMBARAN STRUKTUR PEMERINTAHAN JAHILIAH NEGARA MEKAH DI JAMAN NABI



Nabi Ibrohim Alaihissalam ialah Rosul Alloh berikutnya yang diberi amanah supaya memimpin dan menegakkan Dinul Islam di muka bumi ini yang berpusat di wilayah Mekkah – Jazirah Arab Qs 2:124-141 / 42:13. Beliau bersama putranya diperintahkan oleh Alloh SWT supaya membangun Ka’bah sebagai pusat ibadah ritual bagi kaum muslimin saat itu, sejak itulah Nabi Ibrohim AS dan kaum muslimin diperintahkan oleh Alloh SWT supaya menjalankan rangkaian ibadah haji secara turun temurun hingga sekarang ini.

Setelah Nabi Ibrohim Alaihissalam wafat kemudian kepemimpinan Dinul Islam dilanjutkan oleh putranya yakni oleh Nabi Ismail Alaihissalam. Setelah Nabi Ismail wafat kemudian kepemimpinan Dinul Islam dilanjutkan oleh para Nabi dan Kholifah Islam berikutnya. Namun setelah kepemimpinan jatuh ke tangan Khuza’ah; pilar-pilar Dinul Islam (Sistem Islam / Sistem Pemerintahan Islam) diruntuhkannya dan dicampuradukan dengan ajaran monarchi, padahal Khuza’ah berserta seluruh warganya merupakan keturunan Nabi Ibrohim AS yang masih menganut Agama Islam Turunan (Islam Millah Ibrohim).

Maka sejak kepemimpinan Khuza’ah-lah konstitusi, pilar-pilar dan aspek-aspek Dinul Islam (Sistem Pemerintahan Islam) yang telah dibangun oleh Nabi Ibrohim As dihancurkannya kemudian diganti dengan sistem pemerintahan non Islam (Dinul Jahiliyah) yang berpedoman kepada ajaran monarchi. (Baca Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW Dalam Al-Qur’an dan Terjemah Departemen Agama RI, Edisi Baru Revisi Terjemah 1989, hal 53).

Setelah kaum Khuza’ah berkuasa memerintah secara turun temurun, kira-kira pada abad ke 5 M, kepemimpinan Dinul Jahiliyah Mekkah direbut oleh Qushoyy (Buyut Nabi Muhammad SAW). Ia merupakan seorang pemimpin dari kaum Quraisy yang masih memiliki garis keturunan dengan Nabi Ibrohim AS. Ia merupakan penganut Agama Islam Turunan (Islam Millah Ibrohim), namun dalam bidang politik (kepemimpinan dan pemerintahan) ia menerapkan ajaran demokrasi. Ia membagi-bagikan kekuasaan diantara pemimpin kaum Quraisy – Mekkah. Untuk memusyawarahkan dan memutuskan segala urusan masyarakat dan negaranya, kemudian ia mendirikan sebuah Lembaga Majelis Permusyawaratan yang diberi nama “Darun Nadwah”. Di tempat inilah ia memulai membentuk parlemen / majelis kabinet kementrian Negara Jahiliyah Mekkah dengan berpedoman kepada undang-undang dan hukum yang bersumber dari nenek moyang mereka (Non Wahyu) Qs 2:170 / 4:61 / 5:50,104 / 2:42 / 43:23.

Darun Nadwah adalah merupakan nama sebuah Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat yang ada dalam naungan Negara Jahiliyah (Dinul Jahiliyah) Mekkah yang fungsinya setara dengan MPR di Indonesa yakni; sebagai tempat untuk memusyawarahkan dan memutuskan segala urusan Ad-Din (kenegaraan / pemerintahan), seperti memusyawarahkan masalah; ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, agama, pendidikan, perkawinan, kesehatan, akhlak / moral, waris, denda, hankam / militer, perang, ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan lain sebagainya.

Pada masa pemerintahan Qushoyy telah dibentuk enam majelis kabinet kementrian yakni; As-Siqoyah, As-Sidanah, An-Nadwah, Al-Qiyadah dan Al-Iqobah (A-Liwa’). Setelah kepemimpinan Dinul Jahiliyah Mekkah dijabat oleh Abdu Manaf (putra Qushoyy), struktur kabinet kementriannya ditambah beberapa majelis lagi, kemudian pada masa kepemimpinan Din Jahiliyah Mekkah telah pindah ke tangan Hasyim, maka ditambah lagi menjadi 15 majelis kabinet kementrian, setiap majelis diketuai oleh seorang dari ketua kaum Quraisy sendiri. Adapun nama-nama majelis tersebut adalah sebagai berikut:

(1) As-Siqoyah.
Adalah majelis yang mengurus urusan air minum, terutama untuk para jama’ah haji yang datang dari luar negeri. Majelis ini merupakan majelis terpenting karena urusan air ini bukan urusan mudah, terutama di wilayah Negara Mekkah yang tandus. Atas usaha majelis inilah telaga zam-zam yang terkenal itu ditemukan kembali, yang mulanya telah terbenam, lalu digali kembali dan diperbaikinya. Disamping itu, majelis ini berusaha membuat kolam-kolam yang terbuat dari kulit, lalu diletakkan di halaman Ka’bah yang mana airnya diambilkan dari perigi-perigi dari Bani Hasyim.

(2) Ar-Rifadoh.
Adalah majelis yang mengurus makanan terutama jamuan (logistik) bagi para jama’ah haji yang datang dari luar negeri. Adapun biaya untuk kepentingan ini dipungut setiap tahun dari segenap kepala suku bangsa Quraisy. Majelis ini diketuai oleh seseorang dari Bani Naufal, kemudian selanjutnya dipindahkan ke tangan seseorang dari Bani Hasyim.

(3) Al-Imroh.
Adalah majelis yang memelihara kehormatan Ka’bah di Masjidil Haram dan menjaga ketentramannya. Seseorang tidak diperkenankan mengeluarkan perkataan yang kotor dan tidak boleh meninggikan suara di dalam mesjid terutama di sekitar Ka’bah. Majelis ini diketuai oleh seorang dari Bani Hasyim juga.

(4) As-Sidanah.
Adalah majelis yang mengurus masalah keamanan rumah suci Ka’bah dan memegang kuncinya. Orang yang mengetuai majelis ini ialah orang yang dipandang lebih tinggi kedudukannya dan terhormat dari yang mengetuai majelis-majelis lainnya karena dialah yang berkuasa untuk membuka dan mengunci rumah suci itu, majelis ini dinamakan juga Al-Hijabah. Majelis ini diketuai oleh seseorang dari Bani Abdu Dar.

(5) An-Nadwah.
Adalah majelis yang mengurus masalah politik (ketatanegaraan; kedaulatan, kepemimpinan dan pemerintahan). Majelis ini setara dengan departemen atau kabinet menteri politik dan hukum di Indonesia. Majelis ini diketuai oleh seseorang dari Bani Abdu Dar juga.

(6) Al-Musyawaroh.
Adalah majelis yang berfungsi sebagai tempat untuk berkumpulnya segenap ketua dan pejabat Dinul Jahiliyah Mekkah (setara dengan MPR / DPR dalam Din RI). Majelis ini diketuai oleh seseorang dari Bani Asad.

(7) Al-Asynaq.
Adalah majelis yang mengurus tanggungan jiwa dan harta benda (asuransi jiwa dan harta), misalnya urusan membayar denda karena kesalahan membunuh orang. Majelis ini diketuai oleh seseorang dari Bani Taim.

(8) Al-Qubbah.
Adalah majelis yang mengurus genderang perang. Jika ketua majelis ini telah memukul genderang, maka segenap penduduk terutama kaum Quraisy (Warga Din Jahiliyah) Mekkah harus bersiap-siap untuk menyiapkan perlengkapan perang. Majelis ini diketuai oleh seseorang dari Bani Makhzum.

(9) Al-A’innah.
Majelis yang mengurus urusan pasukan berkuda dan kendaraan lainnya untuk keperluan perang. Majelis ini diketuai oleh seorang dari Bani Makhzum pula.

(10) As-Sifaroh.
Adalah majelis yang mengurusi masalah perwakilan negara yang berfungsi untuk membuat perdamaian dengan bangsa / golongan lain, baik dalam negeri maupun luar negeri. Majelis ini diketuai oleh seorang dari Bani Ady.

(11) Al-Aisar.
Adalah majelis yang mengurus masalah panah-panah suci yang digunakan untuk undian (Voting) yang dilakukan di depan berhala. Jika terjadi pertikaian atau persengketaan antar sesama warga Din Jahiliyah Mekkah (golongan Quraisy). Seperti perang saudara yang telah terjadi antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah, lalu diadakan undian dan suatu keputusan, maka urusan tersebut diserahkan kepada majelis ini. Majelis ini diketuai oleh seorang dari Bani Jamuh.

(12) Al-Amwalul Muhajjah.
Adalah majelis yang mengurus urusan harta yang dikumpulkan untuk kepentingan rumah suci dan berhala. Urusan ini serupa dengan pajak dalam di Indonesia. Majelis ini diketuai oleh seseorang dari Bani Saham.
(13) Al-Iqobah.
Adalah majelis yang mengurus urusan bendera Din Jahiliyah Mekkah yang akan dikeluarkan dan dikibarkan bila mereka hendak keluar pergi berperang. Apabila bendera itu telah keluar dan berkibar, maka segenap warga Din Jahiliyah Mekkah harus siap sedia untuk keluar pergi berperang melawan musuh demi keutuhan dan keselamatan Negara Kesatuan Republik Jahiliyah (Dinul Jahiliyah) Mekkah. Majelis ini diketuai oleh seorang dari Bani Umayyah.

(14) Al-Khizanah.
Adalah majelis yang mengurus masalah perbendaharaan dan keuangan Negara atau Din Jahiliyah Mekkah. Majelis ini diketuai oleh seorang dari Bani Saham.

(15) Al-Qiyadah.
Adalah majelis yang mengurus masalah komandan perang yakni masalah ketentaraan dan kepolisian. Majelis ini diketuai oleh seorang dari Bani Umayyah. Mereka berjuang di jalan thogut demi keutuhan dan keselamatan Negara Kesatuan Republik Jahiliyah (Din Jahiliyah) Mekkah – Arab Qs 4:76.

Demikian nama-nama majelis yang telah dibentuk oleh Pemerintah Negara (Din) Jahiliyah Mekkah di bawah kepemimpinan Qushoyy, Abdu Manaf, Hasyim, Abdul Mutholib (kakek Nabi SAW) serta berikutnya dilanjutkan oleh Abu Hakam Bin Hisyam (Abu Jahal), Abu Lahab dan terakhir oleh Abu Sofyan.

Dalam sejarah diungkapkan bahwa agama mayoritas yang dianut oleh warga Din Jahiliyah Mekkah adalah Agama Islam Turunan (Islam Millah Ibrohim), yakni Agama Islam yang ada dibawah naungan Pemerintahan Negara (Din) Jahiliyah Mekkah Qs 2:124-141, bahkan para pejabatnya pun beragama yang sama, tapi dalam urusan Rububiyah (aturan dan hukum) dan dalam urusan Mulkiyah (kepemimpinan dan pemerintahan) mereka menganut ajaran demokrasi (Baca Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an & Terjemah Depag RI, Edisi 1989, hal 53).

Elemen (Komponen) Masyarakat Jahiliyah Mekkah – Arab.

Penduduk masyarakat Jahiliyah Mekkah dan Jazirah Arab adalah merupakan kumpulan masyarakat yang majemuk dan pluralis, yakni terdiri dari berbagai kabilah, suku, bani (keturunan), agama dan beraneka ragam adat serta budaya. Sedangkan agama yang dianut oleh masyarakat Arab adalah;

(1) Agama Islam (Islam Millah Ibrohim) atau agama nenek moyang atau amama Islam turunan Qs 2:124-141, yaitu ajaran Alloh yang di Wahyukan kepada Nabi Ibrohim AS kemudian dilanjutkan oleh Nabi Ismail AS dan dianut oleh mayoritas penduduk Arab secara turun temurun hingga ke masa diangkatnya Kerosulan Muhammad SAW4. Agama tersebut dianut oleh mayoritas masyarakat Arab termasuk dianut juga oleh keluarga besar Nabi SAW dan Abu Jahal Cs, tapi keberadaan Agama Islam tersebut sudah keluar dari payung hukum utama, yakni keluar dari naungan Dinul Islam kemudian pindah ke dalam naungan Dinul Jahiliyah Mekkah dikarenakan Pemerintahan Islamnya sudah dihancurkan oleh Pemerintah Thogut.

Berikut ini ciri-ciri pemeluk Agama Islam Turunan (Islam Millah Ibrohim) yang ada dibawah naungan Lembaga Dinul Jahiliyah Mekkah;

(a) Karena mayoritas penduduk bangsa Arab telah beragama Islam turunan (Islam Millah Ibrohim), sehingga nama-nama mereka pun sangat erat dengan nama-nama yang Islami, seperti; Muhammad, Ahmad, Abdulloh, Aminah, Khodijah, dan lain-lain.

(b) Mereka mengaku beriman kepada Alloh, buktinya apabila mereka ditanya; “Siapa pencipta langit dan bumi, siapa yang memberi rezeki kepadamu, siapa pemilik alam semesta dan siapa yang berhak mengatur segala sesuatu ?” Pasti mereka menjawab; “Alloh”. Simak Qs 10:31 / 43:86,87 / 23:84-87.

(c) Setiap mengikrarkan sumpah, mereka sering mengawalinya dengan kalimat “Demi Alloh”, baik dalam pergaulan sehari-hari maupun dalam upacara penting kenegaraan. Simak Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, KH. Moenawar Cholil dan Sirah Nabawiyah.

(d) Melakukan sholat disekitar Ka’bah, tapi sholat mereka dinilai oleh Alloh bagaikan siulan dan tepuk tangan belaka (sia-sia tanpa pahala) Qs 8:35.

(e) Melakukan do’a, dzikir dan tawasulan, istighosah; taqorub ilalloh demi untuk mendekatkan diri kepada Alloh (Qs 29:65 / 39:3.

(f) Berinfaq seperti halnya sekarang, tapi infaqnya diserahkan kepada amilin (BAZIS) yang ada dibawah naungan Dinul Jahiliyah yang dipimpin oleh Abu Jahal Cs, bukan diserahkan kepada amilin (BAZIS) yang ada dibawah naungan Dinul Islam yang dipimpin oleh Rosululloh SAW Qs 8:36.

(g) Mendirikan dan memakmurkan mesjid Qs 2:114 / 9:107-110 / 9:17-19.

(h) Pada tiap musim haji, mereka pun menyelenggarakan ibadah haji seperti yang telah disyari’atkan oleh Nabi Ibrohim AS, walaupun dalam pelaksanaannnya telah banyak penyimpangan. Simak Qs 2:158 / 3:96-99 / 9:19.

(i) Mereka mengaku beriman Qs 10:31 / 43:86,87 / 23:84-87, dan tetap setia dengan ajaran Agama Islam yang ada dibawah naungan Dinul Jahiliyah Mekkah yang dipimpin oleh Abu Jahal Cs. Mereka menolak untuk hijrah ke dalam Agama Islam yang ada dibawah naungan Dinul Islam yang dipimpin oleh Rosululloh SAW dengan alasan sudah merasa benar dengan Agama Islam Turunan yang telah lama dianutnya secara turun temurun.

Kelompok penganut agama Islam Turunan (Islam Millah Ibrohim) atau agama nenek moyang ini disebut dalam Al-Qur’an dengan sebutan Al-ladzina Amanu, seperti terdapat dalam firman Alloh berikut ini;

Sesungguhnya orang-orang beriman (pemeluk Agama Islam yang ada dibawah naungan Din Jahiliyah), orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabi’in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati Qs 2:62.

Silahkan simak pula firman Alloh SWT yang menerangkan tentang mereka dalam Al-Qur’an surat 2:130-140 / 3:95 / 4:125 / 6:161 / 16:123 / 5:69 / 22:17.

(2) Agama Yahudi, yaitu agama legal / resmi yang ada dibawah naungan Dinul Jahiliyah Mekkah yang dianut oleh Bani Isra’il. Mereka meyakini bahwa Uzair itu putra Alloh Qs 9:30, kemudian mereka merubah dan menyimpangkan Kitab Tauret yang telah diwahyukan Alloh kepada Nabi Musa AS Qs 3:4 / 5:12-19 / 21:48 / 32:23.

Kata “Yahudi” diambil dari nama putra Nabi Ya’qub yang berpengaruh dan popular di zamannya, yaitu Yahuda. Seluruh putra keturunan Nabi Ya’qub disebut “Bani Israel” artinya keturunan Israel. Kata Israel berasal dari kata “Isra” yang berarti perjalanan malam hari. Nama Israel diambil dari suatu peristiwa mereka ketika pergi ke Mesir untuk menemui adiknya; Nabi Yusuf AS yang dilakukan pada malam hari. Yahudi sebenarnya bukan nama agama yang dianut oleh Nabi Musa AS, melainkan sebutan jama’ah sebagai tali pengikat Bani Israel. Agama yang dianut oleh Nabi Musa, Nabi Ya’qub, Nabi Ishak dan Nabi Ismail adalah Islam Qs 2:132-133 / 42:13. Kaum atau bangsa Yahudi ialah kelompok masyarakat jahiliyah yang berpengaruh di tanah Arab terutama di Yatsrib. Mereka menentang keras terhadap keberadaan Dinul Islam (Sistem Islam / Pemerintahan Islam) yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW.

(3) Agama Nasroni (Kristen), yaitu agama legal / resmi yang ada dibawah naungan Dinul Jahiliyah Mekkah yang dianut oleh Bani Isra’il. Mereka meyakini bahwa Nabi Isa ialah putra Alloh Qs 9:30 yang kemudian mereka merubah dan menyimpangkan Kitab Injil yang telah diwahyukan Alloh kepada Nabi Isa AS Qs 3:4 / 5:12-19,46.5

Sifat dan sikap orang Nasroni sama dengan orang Yahudi; yakni sama-sama menentang terhadap keberadaan Dinul Islam (Sistem Islam / Pemerintahan Islam) yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, walaupun antara mereka saling menuduh sesat Qs 2:11-113, bedanya hanya dari penyebutan nama Nasroni saja. Kata Nasroni banyak sumber yang mengatakan berasal dari Nazaret tempat lahirnya Nabi Isa AS, namun ada juga yang mengatakan berasal dari kata “Nashoro”. Nashoro artinya penolong. Nama agama ini diambil dari peristiwa sahabat Nabi Isa AS yang disebut Hawariyyin. Mereka ialah sahabat dekat dan pembela Nabi Isa AS. Kelompok Hawariyyin ini merupakan pembela dan penolong utama perjuangan Nabi Isa AS dalam memperjuangkan tegaknya Dinul Islam pada zamannya Qs 5:111-112 / 42:13. Namun setelah Nabi Isa AS diangkat oleh Alloh SWT ke langit, Kitab Injil yang ditinggalkan oleh beliau dirubah oleh umatnya sendiri (Bani Isra’il) sehingga isinya tidak sesuai lagi dengan aslinya dan nama agamanya pun dirubah menjadi Nasroni atau yang dikenal sekarang agama kristen.

(4) Agama Majusi, yaitu agama penyembah api (Zoroaster).
Yaitu; orang-orang yang menyembah api atau pemuja dan pengagung benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan dan nilai lebih atau yang dikenal dengan sebutan agama Dinamisme.

(5) Shabi’in, yaitu penyembah kekuatan alam.
Yaitu; orang-orang yang menyembah kekuatan alam atau pemuja dan pengagung kehebatan alam, roh nenek moyang atau yang dikenal dengan sebutan agama Animisme.

(6) Dan kaum musyrikin lainnya (kaum yang bersekutu dan bernaung dibawah Lembaga Dinul Jahiliyah Mekkah).6

Yaitu orang-orang penyembah; pemuja dan pengagung berhala atau patung yang mereka buat sendiri; seperti hindu, budha, kong hu chu dan lain-lain atau yang dikenal dengan sebutan agama Paganisme.

1 Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, KH. Moenawar Cholil, Jilid 1, hal 20.
2 Agama Islam turunan (Islam Millah Ibrohim) adalah Agama mayoritas sedangkan agama Yahudi, Nasrani, Majusi, Sabi’in, dll merupakan agama minoritas yang dianut oleh penduduk bangsa Arab, dikutif dari Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, KH. Moenawar Cholil, Jilid 1, hal 24.
3 Data Gambaran Kronologis Terbentuknya Lembaga Dinul Jahiliyah (Pemerintahan Jahiliyah) Mekkah ini dikutif dari Sejarah Ringkas Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an & Terjemahnya Departemen Agama RI, Edisi Baru Revisi Terjemah 1989, hal 53 dan Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, KH. Moenawar Cholil, Jilid 1, hal 37-58 dan 402.